Halaman

Sabtu, 07 Januari 2012

“PAPUA” LEBAH PENGHASIL MADU AMERIKA

 Indonesia adalah Negara yang terkenal dengan berbagai kekayaan alamnya. Tapi pengelolaan  sumber daya alam Indonesia masih jauh dari kata maximal. Banyak sekali hal yang memjadi factor penyebabnya, seperti kurangnya SDM kita yang kurang mumpuni serta kurangnya peralatan teknologi untuk mendukung pengoptimalisasian SDA tersebut. Hal ini yang menyebabkan Indonesia dijajah oleh Negara-negara yang melihat kelemahan Indonesia. Sebut saja freeport yang berlokasi di papua. PT freeport ini sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Tetapi selama puluhan tahun itu juga keuntungan dari tambang emas ini tidak dirasakan masyarakat Papua, karena perusahaan Freeport ini dikuasai oleh Amerika. Perusahaan yang digunakan adalah Freeport Indonesia Incorporated, yakni sebuah perusahaan yang terdaftar di Delaware, Amerika Serikat, dan tunduk pada hukum Amerika Serikat. Dengan lain perkataan, perusahaan ini merupakan perusahaan asing, dan tidak tunduk pada hukum Indonesia. Tidak ada kewajiban bagi Freeport untuk melakukan community development. Akibatnya, keberadaan Freeport di Irian Jaya tidak memberi dampak positif secara langsung terhadap masyarakat setempat. Pengaturan perpajakan sama sekali tidak sesuai dengan pengaturan dalam UU Perpajakan yang berlaku, baik jenis pajak maupun strukturnya. Demikian juga dengan pengaturan dan tarif depresiasi yang diberlakukan. Misalnya Freeport tidak wajib membayar PBB atau PPN. Selain itu, aktivitas pertambangan Freeport dinilai telah melanggar UU Kehutanan, yang mengamanatkan, aktivitas penambangan tidak dibolehkan di kawasan hutan lindung. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan harus dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka. Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud adalah yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, aktivitas penambangan tetap dilakukan. Dengan hak istimewa yang diberikan pemerintah Indonesia era order baru ini, Freeport makin bernafsu untuk menggerakkan mesin-mesin produksinya mengeruk lahan pertambangan yang kaya dengan emas ini hingga keuntungannya kian berlipat. Tetapi, pemerintah Indonesia tak jua kaya raya. Maklum, kepemikan saham pemerintah Indonesia di Freeport Indonesia saat ini hanya 9, 36%, sedangkan Freeport McMoRan Copper & Gold Inc memiliki 90, 64%, di mana di dalamnya termasuk eks saham Indocopper Investama yang dibeli dari Grup Nusamba pada 1991 Haruskah rakyat terus menunggu mimpi indah kemajuan tanpa dibarengi keinginan penguasa untuk mau hidup berdaulat dan menjadikan negaranya maju? Apakah kita cukup puas dan berdecak kagum melihat daftar 14 orang terkaya di Indonesia? Sementara puluhan juta lainnya terseok-seok di jalanan, menjadi preman, menjadi pengemis, menjadi pengangguran. Semua berawal dari tekanan ekonomi. Mereka merajut mimpi yang terkoyak. Sementara perusahaan-perusahaan asing belomba menguras kekayaan negeri ini nyaris tanpa tersisa sedikit pun. Selain Freeport masih ada puluhan perusahaan besar yang mencari duit di negeri kita. Indonesia, negeri subur dan makmur, tetapi penguasanya, dan sebagian besar rakyatnya tidak bersyukur, sehingga negeri ini dijajah tanpa henti. Meski penjajahan militer sudah hengkang sejak 66 tahun lalu, tetapi penjajahan politik dan ekonomi terus berlangsung. Indonesia memang belum merdeka. Uang yang berasal dari tambang emas “Freeport” terlalu sedikit yang dinikmati rakyat Papua. Berapa lama rakyat Papua bergabung dengan Indonesia? Berapa banyak perubahan dan perbaikan kehidupan rakyat Papua? Berapa kemakmuran yang sudah didapatkan dari tambang emas “Freeport” itu? Nothing. Uang dari tambang Freeport itu, pertama yang jelas menikmati asing, alias pengusaha  Amerika. Kedua, yang menikmati hasil tambang emas Freeport itu, tak lain, para elite pejabat di Jakarta. Mereka yang paling “kenyang” dengan pembagian dari penjualan tambang emas itu, dan mereka terus menikmati penjualan tambang emas Freeport. Karena itu, ketika masa kontrak tambang emas Freeport itu habis, segera diperbarui lagi. Entah sampai kapan Betapa kayanya bumi Papua, namun rakyatnya sangatlah miskin Papua propinsi yang paling kaya dengan sumber daya alam, tetapi propinsi yang paling miskin. Tidak ada perubahan yang penting di wilayah itu. Di semua sektor. Infrastruktur tak banyak mengalami kemajuan. Seharusnya, kalau “share”nya (pembagianya) itu adil, ibukota Propinsi Papua, Jayapura, bisa lebih megah dibandingkan dengan Jakarta. Dari mulai bergabung dengan Repubilk Indonesia, zaman Soeharto, sampai SBY, tak nampak kemajuan. Papua hanya menjadi lebah penghasil madu bagi Amerika dan para elite politik di Jakarta. Polisi saja, dari laporan yang ada, sejak tahun 2009, mendapatkan dana dari Freeport, tidak kurang $ 79 juta dollar, hampir satu triliun rupiah, hanya untuk mengamankan Freeport. Tetapi, sekarang kondisi Timika, yang menjadi kota kabupaten di wilalyah Freeport terus bergejolak.

6 komentar:

  1. Tenane lah? ngertinan si kok.an :p

    BalasHapus
  2. wah tau dong, apa gunanya sekolah kalo gak tau apa2
    ;p
    wkaka

    BalasHapus
  3. oh gitu ya.. mbak, itu yg di poto background kok senyum2 trus si sama aku.. jgn2 naksir kali tu yg di background :p

    BalasHapus
  4. wawan : itu senyum menahan tangis mas :d

    sita : hhaa..betul sit, soalnya SDM kita kurang ;p

    BalasHapus
  5. yang penting ibadah, rizki g kemana

    BalasHapus